W/ Kanjeng Yudhodiningrat at Keraton Ngayogyakarta |
PKL(Praktek Kerja Lapangan) Universitas Bondowoso 2015
Hi..
In these kinda moment
I can write and shared, I’ll tell you out there.. about our <Praktek Kerja Lapangan> goes to
Jogja.
Btw, just reminder you guys.. my first name was taken from English dictionary, and I love it.. <kalo
yg suka liat gaya bahasa di twitter/I.G style British pasti tau..>, so i'm
trying to speak and writing here JUST
like “WINE style” ok.. <MiX>
When we decided to
doing PKL <Praktek Kerja Lapangan> sehubungan dengan keistimewaan
undang-undang yang dimiliki Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kami awali dengan maksud dan tujuan
PKL itu sendiri, yang mana merupakan salah satu peraturan yang ada dalam buku
pedoman akademik dari almamamater kami Universitas Bondowoso sebagai syarat
wajib guna kelengkapan administrasi
dan akademik mahasiswa nantinya guna mengikuti rangkaian kegiatan lainnya yaitu
KKN <Kuliah Kerja Nyata> kampus. Maka dimulailah schedule PKL disusun dan
diumumkan. Pada akhirnya PKL akan dilaksanakan pada 30 Oktober 2015, selama 3
hari. Sesuai dengan kesepakatan, kami akan berangkat sore hari dari kampus, dari
universitas pada tahun ini memberangkatkan dua fakultas, yaitu FKIP <Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan> dan kami yaitu FH <Fakultas Hukum>, yang
tentu saja masing-masing rombongan didampingi para dosen dan pengawas dari
pihak kampus. Kami pun segera berkumpul,
setelah berdoa dan absen kami dilepas oleh wakil dari Rektor, kami pun bersiap
menuju bis kami masing-masing untuk memulai perjalanan kami.
Keesokan pagi harinya
kami tiba di Jogja, dan langsung masuk hotel guna mempersiapkan diri kami
masing-masing untuk segera memulai rangkaian kegiatan kami seperti yang sudah
di jadwalkan. Sesuai dengan esensi dari tujuan perjalanan dan kegiatan kami, kegiatan
kami awali dengan langsung berkunjung ke
tempat yang di percaya sebagai kediaman Raja, in common term it’s called “Keraton
Ngayogyakarta”.
Dengan di support pihak tour guide yang
banyak memberikan keterangan sekilas mengenai keberadaan DIY <Daerah
Istimewa Yogyakarta> kini, di keraton kami diterima dengan penuh nuansa
keramahan di sebuah teras yang luas oleh pihak dari keraton yang bernama Kanjeng
Yudodiningrat.
Secara pribadi,
diluar materi yang beliau sampaikan tentang Undang-undang, Hukum, Kebijakan, Peratutan-peraturan
yang berlaku di DIY <Daerah Istimewa Yogyakarta> ini, yang tentu saja
sangat berbeda dengan daerah lain di Indonesia, I really-really adore Him.. dengan
petuah dan pesan hidupnya yang tentunya berasal dari filosofi keraton itu sendiri yang
ternyata juga ada unsur Islaminya which is I don’t expected that .. <#bloodyamazed>.
He spoke so humble, dan selalu
menekankan tentang Be Honest, Be Kind, Not Arrogant, Respect others, Stay Grounded <membumi/sederhana>,
and always remember sang pencipta. Disini sangat berkesan bagi saya, karena
saya sendiri was raised w/ Madura, bit Chinese line, and half Banyuwangi, plus Timor
culture back in the days, so I can pick the good thing between that, i'm happy
not pure from among of them.
Terlepas dari
sela-sela acara tatap muka kami, kami
diajak berkeliling keraton, dan diakhiri dengan berfoto sessions. Puas di
keraton, kami pun mengalihkan destinasi kami ke Candi Borobudur, karena kalau ke Jogja tidak
sempat ke Borobudur itu tidak afdol,
seperti ke pantai Losari itu wajib kalau
sedang berkunjung ke Makassar, seperti juga kalau belum ketemu nasi itu kita
tidak kenyang. <what a Indo human.. *Ha>
Ketika sore menjelang, kami segera
bersiap untuk kembali ke hotel, sehingga masing-masing kami bisa beristirahat penuh mengingat padatnya kegiatan
yang telah kami lakukan seharian.
When the morning
drops, we were ready to the next destinations with our fabulous yellow t-shirts
and awesome pin named same as our university I.D < biar kita ga ilang
gettooh >, dengan tujuan kompak dalam tour. Diawali dengan singgah di pusat
oleh-oleh khas Jogja, yang setia menawarkan bakpia yang banyak inovasi
variannya hari ini. Selanjutnya tour kami lanjutkan ke kawasan Malioboro, disini
kami bisa bebas berjalan-jalan. Setelah berhasil tawar sana sini <temen
guweh seeeh yg belanja.. Ha*,. Guweh ga..>, kami memutuskan untuk rehat
berhubung hari panas ke Benteng Vredeburg, disini kami bisa ngadem, dan
tempatnya nyaman <bc. I don’t like crowded>. Di sini kami bisa melihat
museumnya, bersepeda, and ofcourse doing thing.. <wefie, selfie, candid
photo sessions>. Setelah itu kami mampir sebentar di museum Dirgantara. In the
mid day, rombongan kami menuju candi Prambanan, we were happy there. Tidak
terasa hari beranjak sore, kami pun harus segera melanjutkan perjalanan kembali
untuk pulang. Thank you Jogja.. XX Xo
P.S ;
Please, appologize, perhaps any kinda things of my
stories that you out there couldn’t accept it.
Salam damai
Me.. Wine